Contoh proposal magang

 













PROPOSAL
PROGRAM MAGANG KERJA MAHASISWA
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI POTONG DI LOKA PENELITIAN SAPI POTONG, GRATI-PASURUAN
DIUSULKAN OLEH :
EKO GUNAWAN            2016410043
NINDY ARVIDA              2016410103
MARIA SAPRIL              2016410082
AISYAH                            2016410015
FITRI MEGAWATI        2016410050


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
JANUARI 2018
Jalan. Telaga Warna Tlogomas – Malang 65114
Telp. (0341)565500 Fax. (0341)565522


HALAMAN PENGESAHAN

Sapi Potong di Lokal Penelitianan Sapi Potong
Kab. Pasuruhan - Jawa Timur
2.      Ketua Kelompok
a.       Nama Lengkap      : Eko Gunawan
b.      NIM                      : 2016410043
c.       Program Studi       : Peternakan
d.      Nomor Hp             : 085828929592
e.       Alamat E-mail       : ekogunawan677@gmail.com
3.      Anggota Kelompok    : 4 orang
4.      Dosen Pendamping      
a.       Nama dan Gelar    : Hariadi Darmawan, S.Pt., MP
b.      NIDN                    : 0719017901
5.      Waktu Pelaksanaan     : 01 Februari – 01 Maret 2017


Malang, ..... Januari  2018
Dosen Pembimbing Magang,                                      Ketua Kelompok,




Hariadi Darmawan, S.Pt., MP                                     Eko Gunawan                                          
NIDN : 0719017901                                                    NIM : 2016410043
 
Menyetujui,
Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi
                                                              Dekan,



                                               Dr. Ir.  Amir Hamzah, MP
                                              NIP  : 196705272005011001




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal magang ini dengan baik, kegiatan magang bersifat wajib  bagi mahasiswa jurusan Peternakan semester 3 di  Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dan sebagai prasyarat PKL nantinya. Terselesainya proposal ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini  penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaannya oleh karena itu segala kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan. Penulis berharap proposal Magang  ini dapat diterima dan bisa bermanfaat bagi penulis maupun pembaca untuk menjalankan tugas dan perannya dimasa depan.

  
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER....................................................................................................1



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

            Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani.Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging, susu dan telur semakin meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan gizi dan peranan nutrien khususnya protein bagi kehidupan, serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan hasil ternak, sehingga perkembangan sektor peternakan mamberikan dampak positif bagi masyarakat untuk peningkatan perbaikan gizi dan dampak positif bagi pelaku ternak yaitu meningkatnya kesejahteraan.
Program Strata 1 (S1) Peternakan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang adalah Program Studi yang mewajibkan mahasiswanya untuk mengetahui  keadaan dan kondisi di lapangan usaha peternakan, oleh karenanya pihak kampus mewajibkan mahasiswa Fakultas Pertanian melakukan kegiatan yakni Program Magang Kerja Mahasiswa yang dimana kegiatan ini di tangani oleh pihak fakultas. Program Magang Kerja Mahasiswa ini diwajibkan bagi mahasiswa semester 3 Fakultas Pertanian. Magang Kerja Mahasiswa ini juga merupakan juga kegiatan pembanding antara kejadian di lapangan dengan teori yng di terima selama dalam proses perkuliahan, apakah sesuai atau tidaknnya hal tersebut.
            Program Magang Kerja Mahasiswa ini akan di laksanakan di Loka Penelitian Sapi Potong, yang bertempat di Pasruan Jawa Timur, perusahan ini bergerak di bidang pengemukan. Hal ini sangat relevan bagi mahasiswa S1 Peternakan melakukan kegiatan Magang Kerja Mahasiswa dikarenakan Perusahaan ini mengajarkan perlakuan terhadap ternak ruminansia berupa manajemen pemberian pakan, manajemen kandang dan lain nya. Sebagai mahasiswa S1 Peternakan haruslah mengetahui dan menguasai hal tersebut karena

1.2  Tujuan

Tujuan yang ingin di capai dari pelaksanaan Magang Kerja Mahasiswa ini adalah:
1.      Mempersiakan mahasiswa menjadi tenaga professional di dunia kerja
2.      Meningkatkan kemampuan mahasisa dalam menguasai bidang Peternakan
3.      Mengenal bidang-bidang dalam usaha peternakan.

1.3  Manfaat

Manfaat yang akan di dapatkan dari kegiatan Magang Kerja Mahasiswa adalah :
1.      Mahsiswa lebih memahami lingkungan peternakan
2.      Mahasiswa lebih tahu manajemen pakan yang baik
3.      Memperoleh pengalaman berkerja disuatu instansi peternakan
4.      Sebagai evaluasi keadaan di lapangan dan teori yang ada di perkuliahan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Sapi Potong

            Ruminansia adalah kelompok hewan mamalia yang bisa memamah (memakan) dua kali hingga kelompok hewan tersebut dikenal juga sebagai hewan memamahbiak. Dalam sistem klasifikasi, manusia dan hewan ruminansia pada umumnya mempunyai kesamaan ciri dari sistem pencernaan hewan ruminansia dan manusia.
            Dari sejarahnya, semua sapi yang dikenal di dunia berasal dari Homacodontiade yang dijumpai pada zaman Palaeocene. Adapun jenis primitifnya ditemukan pada zaman Pliocene di India, Asia. Perkembangan dari jenis-jenis primitive itulah yang sampai sekarang menghasilkan tiga kelompok nenek moyang sapi hasil penjinakan yang kita kenal. Dari beberapa literature, tidak diketahui secara pasti kapan awan penjinakan sapi dilakukan manusia. Namun di pusat perkembangan kebudayaan, seperti Mesopotamia, India, Tiongkok, dan Eropa, dikenal pemeliharaan sapi pada tahun 8.000 SM.
            Adapun sapi yang dihasilkan dari jenis primitif, diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar yang memiliki andil warna genetic sapi, yakni :
1)      Bos Sondaicus, atau Bos Banteng, sampai sekarang masih bisa ditemui hidup liar di daerah margasatwa yang dilindungi di Pulau Jawa, seperti di Pangandaran dan Ujung Kulon.
2)      Bos Indicus, atau Sapi Zebu, sampai sekarang mengalami perkembangan di India, Asia.
3)      Bos Taurus, atau Sapi Eropa, sampai sekarang mengalami perkembangan di Eropa.
Tiga kelompook nenek moyang sapi tersebut, baik secara alamiah maupun karena peranserta manusia, berhasil mengalami perkembangan hasil perkawinan atau persilangan yang menurunkan bangsa-bangsa sapi modern, baik tipe potong-perah, tipe potong-kerja, tipe perah, maupun tipe potong murni.
            Menurut kebijakan Pemerintah, Sub-Sektor Peternakan, sapi potong sebagai salah satu usaha perlu terus dikembangkan, terutama usaha peternakan sapi potong yang bersifat usaha keluarga. Bantuan Pemerintah dalam mendukung pengembangan ternak sapi potong antara lain adalah bantuan dan fasilitas, seperti kredit pengemukan sapi, kredit pembibitan sapi potong, penerapan sistem kontrak lewat pengembangan sapi potong.

2.2  Seleksi Bibit Ternak Sapi Potong

            Bibit ternak, dari segi usaha perenakan sapi potong mempunyai arti penting dalam mendukung keberhasilan usaha. Sedangkan dari segi pemeliharaan sendiri, tujuan ternak potong dikenal dua alternatif, yaitu :
1)        Usaha pemeliharaan sapi potong bibit bertujuan pengembagbiakan api potong. Keuntungan yang diharapkan adalah hasil keturunan.
2)        Usaha pemeliharaan sapi potong bakalan bertujuan memelihara sapi potong dewasa, untuk selnjutnya digemukan. Keuntungan yang didapatkan adalah hasil pengemukan.
Pemilihan sapi potong bibit dan bakalan yang akan dipelihara, akan tergantung pada selera petani-peternak dan kemampuan modal yan di miliki. Namun secara umum yang menjadi pilihan peternak, adalah sapi potong yang pada umunya di pelihara di derah atau lokasi peternakan, dan yang paling mudah pemasarannya. Di Indonesia, cukup banyak dikenal sapi potong lokal, jenis sapi potong impor, maupun sapi Peranakan atau hasil silangan yang dikembangkan lewat kawin suntik (inseminasi buatan).Penilaian keadaan individual sapi potong yang akan dipilih sebgai sapi potong bibit dan bakalan, pada prinsipnya berdasarkan umur, bentuk luar tubuh, daya pertumbuhan, dan tempramen. Bila mungkin sangat dianjurkan mengetahui sejarah spai yang berkaitan dengan penyakit. Namun secara praktis, pada umunya yang dipergunakan dalam penilaian individual, adalah mengamati bentuk luar, yakni bentuk tubuh umum, ukuran vital dari bagian-bagian tubuh, normal tidaknya pertumbuhan organ kelamin, dan dari sudut sisilah tidak terlepas dari faktr genetis sapi potong.

2.3  Manajemen Pakan Sapi Potong

            Pada usaha pengemukan sapi potong, pakan harian diberikan 3% bahan kering (BK) dari total bobot badan. Contohnys, jika bobot badan sapi 400 kg, pakan yang diberikan sebanyak 12 kg BK/ekor/hari. Terdiri atas 50-75 konstrat. Sisanya berupa pakan sumber serat seperti hijauan atau jerami. Apabila feed intake (kemempuan sapi mengknsumsi pakan secara kualitas) sapi cukup baik dan penambahan bobot badan sapi ingin dipicu lebih cepat lagi, konsentrat yang diberikan bisa lebih dari 75%. Adapun batas minimal penggunaan konsentrat sekitar 50%.
            Seperti telah dibahas sebelumnya, pada awalnya sapi diberi pakan berupa konsentrat. Selanjutnya, diberikan pakan hijauan berupa rumput atau jerami. Salah satu ciri sapi. Pakan diberikan dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Dosisnya sebanyak 50% pada pagi hari dan 50% pada sore hari. Pagi hari pakan diberikn pada pukul 07.00 dan sore hari diberikan pada pukul 16.00. selanjutnya, pada malam hari diberikan pakan cadangan berupa serat. Tujuannya untuk mengantisipasi rasa lapar ternak pada malam hari. Waktu pemberian pakan sebaiknya dilakukan secara teratur dan disiplin, tidak berubah-ubah waktunya. Hal ini untuk menghindari sapi ‘kebingugan’ dan stress sehingga otomatis berpengaruh pada penambahan bobot badan sapi.

2.4  Manajemen Perkandang Sapi Potong

            Kondisi kandang yang kurang baik dan nyaman, seperti terlalu kotor, banyak lalat, banyak nyamuk, terlalu ramai atau banyak aktivitas manusia, dan bising dapat menyebabkan sapi merasa kurang nyaman. Akibatnya, sapi terlihat banyak diam, mata cendrung sayu, dan respon terhadap orang lain di sekitar rendah. Maksud rendah respon berarti sapi terlihat diam saja ketika ada orang yang di sekitar kandang, bahkan tidak ada reaksi sama sekali. Semestinya, jika ada orang disekitar kandang atau yang mendekati, sapi akan bereaksi atau merespon. Ketika diberi pakan, sapi juga terlihat cukup agresif dan aktif.
            Kandang memiliki fungsi penting dalam suatu usaha pengemukan sapi potong. Berikut beberapa fungsi kandang :
a)        Melindungi sapi potong dari gangguan cuaca, seperti panas matahari, hujan, udara dingin, dan terpaan angin.
b)        Tempat sapi beristirahat.
c)        Mengontrol sapi agar tidak merusak tanaman di sekitar lakosi usaha pengemukan atau menkonsumsi pakan yang beracun.
d)       Tempat pengumpulan kotoran sapi, agar kotoran tidak berceceran di mana-mana.
e)        Melindungi sapi dari hewan-hewan penggangu.
Kondisi lokasi berpengaruh terhadap usaha peternakan sapi potong yang akan dijalani. Sebab, bisa jadi saat beternak sapi dalam jumlah yang sedikit dilokasi dekat perumahan belum menjadi masalah. Namun, setelah mengembangkan usaha menjadi lebih besar, dapat menimbulkan masalah. Masalah yang akan berpotensi akan muncul saat beternak sapi potong diantaranya sebagai berikut :
a)        Kebutuhan tempat untuk ternak
Bila usaha yang akan dilakukan berskala basar, tempat usaha menjadi perhatian. Kebutuhan tempat yang luas patut dipertimbangkan sehingga lokasi yang dipilih harus benar-benar mendukung.
b)        Potensi limbah ternak dan dampaknya
Pada ternak sapi yang berjumlah tidak begitu banyak dan berada tidak jauh dari lingkungan pemukiman, limbah cair dan padatnya masih bisa ditangani sehingga tidak menggangu warga. Bahkan, bila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan oleh warga setempat, seperti biogas dan pupuk untuk pertanian. Namun, bau limbah tentu sulit untuk diterima warga sekitar yang bermukim.
c)        Kondisi sosial ekonomi masyarakat
Masyarakat yang bermukim dekat dengan peternakan kemungkinan akan merasa terganggu oleh aktivitas perusahaan. Bila limbah yang di hasilkan tidak ditangani dengan baik, tentu akan mencemari lingkungan, sehingga menimbulkan kereesahan masyarakat sekitar. Selain itu, berbagai aktivitas yang dilakukan dipeternakan dapat memicu kecemburuan sosial jika masyarakat disekitarnya tidak dilibatkan.
     Adapun kriteria lokasi yang sesuai untuk dibangun kandang sapi adalah sebagai berikut.
1)      Tidak jauh dari area persawahan, perladangan atau perkebunan
Lokasi kandang yang tidak jauh dari area persawahan, perladangan atau perkebunan akan membentuk keterpaduan. Artinya, kegiatan pertanian dan peternakan dapat saling menunjang. Ternak sapi dapat memanfaatkan sisa hasil pertanian sperti jerami dan dedak. Sebaliknya, tanaman dapat memanfaatkan limbah ternak sebagai pupuk.
2)      Berupa lahan terbuka
Lahan terbuka lebih mudah untuk membuka peternakan dengan model apa saja. Model ranch, gembalaan, dan kereman dapat dilakukan di lahan terbuka tersebut.
3)      Terdapat perpohonan di sekitar lokasi peternakan
Keberadaan pepohonan di lokasi peternakan dapat dimanfaatkan sebagai wind break (pemecah angin). Tiupan angin yang keras akan merugikan karena dapat merusak bangunan dan menggangu kesehatan ternak. Selain itu pepohonan disekitar lokasi peternakan juga berfungsi sebagai pembatas dan penyaring bau, debu, serta kebisingan.
4)      Tanah yang dipilih memiliki kemiringan
Lokasi peternakan dengan permukaan yang baik akan memudahkan keluar masuknya kendaraan yang mengangkut keperluan
5)      Tidak dekat dengan perumahan, industry, dan pertambangan
Lokasi ternak sebaiknya cukup jauh dari tempat pemukiman penduduk agar bau dan limbah peternakan tidak menggangu warga setempat. Namun, bila jarak peternakan terlalu dekat sebaiknya di beri pagar atau tembok dan pagar tanaman yang pertumbuhannya rapat yang berfungsi sebagai peredam angina. Tembok setinggi 3 m sebagai peredam angina pengaruhnya serta jarak 50 m.

  

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1  Observasi atau Pengamatan

            Observasi merupakan suatu metode yang digunakan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung serta mencari dan mencatat tentang berbagai hal yang ada hubungannya dengan manajemen perkandangan, dan juga manajeman pakan juga manajemen pemeliharaan sapi potong yang baik di PD. Loka Penelitian Sapi Potong, yang bertempat di Pasruan, Jawa Timur.

3.2  Interview atau Wawancara

Metode ini merupakan pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada pembimbing lapangan atau pihak-pihak yang dianggap perlu untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak dan lebih jelas mengenai manajemen pemeliharaan, manajemen perkandangan dan manajemen pakan.

3.3  Praktek Lapangan

            Kegiatan ini merupakan keikutsertaan mahasiswa dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan manajemen perkandangan, manajemen pemeliharaan dan juga manajemen pakan sehingga mahasiswa dapat mengetahui serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dan memperoleh pengalaman serta wawasan kerja secara langsung.




BAB IV

JADWAL KEGIATAN DAN IDENTITAS TIM

4.1  Jadwal Kegiatan

No
Judul Kegiatan



Kegiatan dalam Bulan ...............  Minggu ke .............

Desember

Januari

Februari
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1.
Pendaftaran dan Pembayaran di Admin Fakultas















2.
Penetapan tim magang



3.
Observasi tempat  dan identifikasi topik Magang Kerja oleh tim



4.
Pembuatan Proposal



5.
Penetapan tempat Magang Kerja



6.
Pembekalan Magang Kerja



7.
Penentuan Dosen Pendamping oleh KPS



8.
Pelaksanaan Magang



9.
Supervisi oleh Dosen Pendamping



10.
Analisis Informasi Data dan Laporan Kemajuan/ Konsultasi dengan Dosen Pendamping



11.
Pembuatan draft Laporan Magang Akhir



12.
Konsultasi dengan Dosen Pendamping



13.
Laporan Akhir




4.2  Identitas Tim

·           Nama                                : Eko Gunawan
Nim                                  : 2016410043
Tempat, Tanggal lahir      : Parit Pelang, 28 April 1997
Alamat Asal                     : Dsn.Jatimulia, Rt 15, Ds.Masbangun
  Kec.Teluk Batang, Kab.Kayong Utara, Prov.Kal-Bar
Alamat Sekarang              : Jl.Tlogo Suryo No 1, Tlogomas, Kota Malang
Jabatan                             : Ketua Kelompok
·           Nama                                : Nindy Arvida
Nim                                  : 2016410103
Tempat, Tanggal lahir      : Sukadana, 17 November 1997
Alamat Asal                     : Dsn.Karya Baru, Rt 16, Ds.Teluk Batang
                                           Kec.Teluk Batang, Kab.Kayong Utara, Prov.Kal-Bar
Alamat Sekarang              : Jl.Tlogo Indah Gg.4 No.21,Tlogomas, Kota Malang
Jabatan                             : Anggota Kelompok
·           Nama                                : Maria Sapril
Nim                                  : 2016410082
Tempat, Tanggal lahir      : Teluk Batang, 23 November 1997
Alamat Asal                     : Dsn.Muara Karya, Rt 001, Ds.Teluk Batang
  Kec.Teluk Batang, Kab. Kayong Utara, Prov.Kal-Bar
Alamat Sekarang              : Jl.Tlogosuryo Gg.4 No.21,Tlogomas, Kota Malang
Jabatan                             : Anggota Kelompok
·           Nama                                : Aisyah
Nim                                  : 2016410015
Tempat, Tanggal lahir      : Alur Bandung, 20 Juli 1997
Alamat Asal                     : Dsn.Tani, Rt 02, Ds.Alur Bandung
  Kec.Teluk Batang, Kab. Kayong Utara, Prov.Kal-Bar
Alamat Sekarang              : Jl.Tlogosuryo Gg.4 No.21,Tlogomas, Kota Malang
Jabatan                             : Anggota Kelompok
·           Nama                                : Fitri Megawati
Nim                                  : 2016410050
Tempat, Tanggal lahir      : Teluk Batang, 5 Juni 1996
Alamat Asal                     : Dsn.Karya Mulia, Rt 02, Ds.Teluk Batang Utara
  Kec.Teluk Batang, Kab. Kayong Utara, Prov.Kal-Bar
Alamat Sekarang              : Jl.Tlogosuryo Gg.4 No.21,Tlogomas, Kota Malang
Jabatan                             : Anggota Kelompok


Agus Murtidjo Bambang.2012. Sapi Potong; Kanisius: Yogyakarta
Rahmat & Harianto Bagus.2012. 3 Jurus Sukses Menggemukan Sapi Potong; PT Agro Media Pustaka: Jakarta
Abidin Zainal.2002. Penggemukan Sapi Potong; PT Agro Media Pustaka: Jakarta
Yulianto Purnawan & Saparinto Cahyo.2010. Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif; Penebar Swadaya: Jakarta
Wasiwa. “Pengertian Hewan Ruminansia”. 29 desember 2016. http://wasiwa.com/2014/01/pengertian-hewan-ruminansia.html
                                                                                                                 




Komentar